Paris Paris romantis :D
eiffel :)
Sabtu, 16 Maret 2013
Paris Kota Romantis
Semua itu menginspirasi para seniman di negara-negara Eropa yang pada saat itu Prancis merupakan negara kerajaan yang kemudian berubah menjadi negara republik. Para seniman itu menghasilkan keindahan bahkan pada segi literature pun romantisme hadir.
Pada
abad ke-19 Prancis berubah menjadi Negara industri yang ditandai
dengan perubahan tata letak kota. Pada tanggal 31 Maret 1889, untuk
merayakan 100 tahun revolusi Prancis maka pemerintah Prancis pun ingin
memesona seluruh dunia dan memutuskan untuk menyelenggarakan pameran
besar di Champ de Mars. Maka dibangunlah sebuah menara di pusat kota
Prancis yaitu di kota Paris. Menara tersebut dibuat dengan balok-balok
metal yang di satukan oleh paku dengan ketinggian 324 meter adalah karya
dari seorang insinyur bernama Gustave Eiffel yang tertarik pada logam
baru yaitu besi.
Dan
pada awal abad ke-20 disusul dengan citra Paris sebagai kota mode
menghasilkan pemikiran bahwa Paris sebagai pusat penciptaan hal-hal
indah dan tempat berkumpulnya perempuan cantik yang sangat mengikuti
mode. Hingga saat ini pun Paris menjadi kota mode terbesar di seluruh
dunia. Maka tidak heran bila Paris dipilih para perancang busana dari
berbagai belahan dunia sebagai tempat untuk memamerkan hasil karya
terbaik meraka dan menjadikan acuan bagi mereka dengan tujuan agar
rancanganya lebih dikenal. Di kota Paris juga terdapat banyak sekolah
mode bagi mereka yang ingin mengembangkan potensi yang ada pada diri
mereka.
Dengan
adanya menara eiffel yang ditunjang dengan taman dan tempat duduk di
sekitar menara sehingga orang-orang bisa menikmati keindahan menara di
siang hari maupun di malam hari. Menara akan tampak lebih cantik pada
malam hari karena menara diterangi dengan cahaya lampu yang mungkin
bagi sebagian orang menimbulkan kesan romantis.
Walaupun
demikian tidak semua orang menyukai adanya menara eiffel. Sebagian
seniman dan penulis merasa malu. Mereka menganggap menara eiffel
bagaikan seekor jerapah tinggi yang berlubang atau lampu jalanan yang
menyedihkan. Banyak orang Paris yang tinggal di sekitar menara merasa
cemas, mereka takut sewaktu-waktu menara itu jatuh dan menimpa kepala
meraka.
Bahasa
Prancis juga dikenal lengkap dengan kata yang bisa menggambarkan
setiap detail yang tepat untuk mendskripsikan sebuah benda maupun
abstrak. Berikut ini contoh yang di ambil dari sebuah buku karya Victor
Hugo yang berjudul Les misérables 1 (1972:22)
La maison qu’il habitait se
composait, nous l’avons dit, d’un rez-de-chaussée et d’un seul étage;
trois pièces au rez-de-chaussée, trois chambres au premier, au-dessus
un grenier. Derrière la maison, un jardin d’un quart d’arpent. Les deux
femmes occupaient le premier. L’évêque logeait en bas. La première
pièce, qui s’ouvrait sur la rue, lui servait de salle à manger, la
deuxième de chambre à coucher, et la troisième d’oratoire. On ne
pouvait sortir de cet oratoire sans passer par la chambre à coucher, et
sortir de la chambre à coucher sans passer par la salle à manger. Dans
l’oratoire, au fond, il y avait une alcôve fermée, avec un lit pour
les cas d’hospitalité. M. l’évêque offrait ce lit aux curés de campagne
que des affaires ou les besoins de leur paroisse amenaient à Digne.
La
pharmacie de l’hôpital, petit bâtiment ajouté à la maison et pris sur
le jardin, avait été transformée en cuisine et en cellier.
Isi kutipan diatas adalah :
Rumah
yang didiaminya terdiri dari, telah kita ceritakan, dua tingkat ; dua
ruangan di lantai bawah, tiga kamar di lantai atas, dan di atasnya
terdapat gudang. Di belakang rumah, ada taman seluas seperempat arpent
(1 arpent=2000-5000 meter persegi). Kedua wanita itu tinggal di lantai
atas. Sedangkan sang uskup tinggal di lantai bawah. Ruang pertama yang
menghadap ke jalan digunakan sebagai ruang makan, ruang ke dua
digunakan sebagai kamar tidur dan ruang ke tiga digunakan sebagai kapel
kecil (oratoire). Kita tidak bisa keluar dari kapel kecil ini
tanpa melewati kamar tidur dan keluar dari kamar tidur tanpa melewati
ruang makan. Di kapel kecil diujungnya, ada alcôve (tempat di
sebuah kamar untuk tempat tidur). dengan satu tempat tidur kalau-kalau
ada tamu. Bapak uskup memberikan tempat tidur ini untuk pastor kepala
di desa yang harus berurusan dengan Digne.
Apotik
rumah sakit tersebut, sebuah bangunan kecil di samping rumah di depan
taman di ubah menjadi dapur dan berubah menjadi tempat menyimpan
minuman anggur dan persediaan makanan (cellier).
Dari
contoh di atas bisa kita simpulkan bahwa ada sebagian kata yang tidak
bias di terjemahkan dalam bahasa Indonesia. Itu menunjukan bahwa bahasa
prancis mempunyai lebih banyak kata untuk mengungkapkan banyak hal.
Seperti halnya mengungkapkan makna sayang dalam bahasa prancis
mempunyai lebih banyak kata untuk mengungkapkannya seperti ma chér(e),
mon pétit ami(e), mon pétit lapin, mon amour dan banyak lagi kata yang
biasa di gunakan.
Dari
situlah orang-orang menganggap bahwa bahasa prancis sebagai bahasa
romantis. Mungkin karena bahasa prancis yang di ucapkan mendayu-dayu
sehingga terdengar lembut di telinga setiap pendengarnya. Ditunjang
dengan keadaan kota Paris yang menyuguhkan berbagai macam keromantisan
sehingga orang-orang selalu ingin merasakan keromantisan kota Paris.
Langganan:
Postingan (Atom)